UX CASE STUDY : MENTOR ON DEMAND SKILVUL

Dimas Rizky
4 min readSep 29, 2022

--

Hello semuanya…

Perkenalakan saya Dimas Rizky. Selama bulan Juli sampai September 2022, saya aktif mengikuti pelatihan UI/UX Design Mastery yang diselenggarakan oleh Skilvul x Professional Academy Digital Talent Scholarship (DTS PRO). Dalam pelatihan ini saya memilih skilvul sebagai challenge partner, dimana saya diharuskan untuk menghasilkan Hi-Fi Design serta prototype untuk layanan Mentor On Demand Skilvul. Dalam tulisan ini, saya akan menceritakan proses Design Thinking sampai proses Prototype akhir yang telah saya dan tim kerjakan.

Disclaimer : UX Case Study ini dibuat berdasarkan UX Challenge yang diberikan oleh Skilvul sebagai tugas dalam pelatihan UI/UX Design Mastery yang diselenggarakan oleh Skilvul x Professional Academy Digital Talent Scholarship (DTS PRO). Saya tidak bekerja atau dikontrak secara profesional oleh skilvul.

Tentang Skilvul

Logo skilvul

Skilvul adalah sebuah platform pendidikan teknologi yang menyediakan konten pelajaran digital skills dengan metode “blended-learning” dalam bentuk online maupun offline (skilvul, 2022)

Tentang Fitur Mentor On Demand Skilvul

Mentor on demand adalah sebuah layanan dari Skilvul yang memungkinkan siswa untuk memesan sesi bersama mentor untuk membantu proses belajar digital skills. Latar masalah dari layanan ini adalah sistem kursus online yang pada umumnya memiliki rasio mentor berbanding siswa yang besar sehingga membatasi waktu mentor untuk berkomunikasi kepada siswa satu per satu. Oleh karena itu, beberapa siswa merasa tidak dibimbing sepenuhnya. Layanan ini hadir untuk menjawab permasalahan tersebut.

Objective

Objektif dari proyek ini adalah menghasilkan Hi-Fi Design dan Prototype akhir untuk fitur Mentor On Demand skilvul yang meliputi perspektif siswa(pengguna) dan calon mentor.

Perspektif siswa :

  1. Siswa dapat melakukan pendaftaran dan login akun
  2. Siswa dapat melihat list mentor dan memilih salah satu mentor yang telah terdaftar
  3. Siswa melakukan pemesanan dan pembayaran
  4. Siswa melakukan mentoring

Sedangkang perspektif calon mentor, calon mentor dapat mendaftarkan diri sebagai mentor kepada pihak skilvul.

Peran dalam tim

Dalam project ini saya berkolaborasi bersama 5 orang lainnya. Yakni, Malik Yasamurti, Tazkiah Syahidah, Shofainsani , Agustian Ardiyarta, dan Ade MG. Tidak ada spesifikasi tugas pada masing-masing anggota, semua orang memilki tugas yang sama, yakni :

  1. Melakukan keseluruhan proses design thinking
  2. Membuat wirframe, design system, Hi-Fi Design, dan prototyping
  3. Melakukan testing dan melakukan revisi dari hasil testing

Desain Proses

Dalam pengerjaan desain ini, saya dan tim menggunakan design thinking sebagai metode desain proses.

Design Thinking, pict by interaction-design

Design thinking merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengembangkan solusi dari suatu permasalahan yang kompleks dengan menggabungkan fokus kekhawatiran , minat , dan human values ke dalam suatu proses desain (Brown, 2009).

Tahap 1 — Empathize

Dalam proses pertama yang kami lakukan. Kami mencoba untuk mengenal pengguna dan memahami keinginan, kebutuhan, dan tujuan mereka dalam menggunakan fitur Mentor On Demand. Selain itu, kami juga melakukan analisis data pengguna, melakukan surver, interview untuk melepaskan diri dari asumsi pribadi.

Tahap 2 — Define

Setelah mengumpulkan data yang berkaitan dengan pengguna. Kami mencoba menganalisis data tersebut dan mulai mengidentifikasi masalah atau hambatan yang dialami pengguna atau kami sebut paint points. Berikut hasil yang kami peroleh :

pict paint points

Dari paint points yang kami dapat, kami mulai menyusun dan mengubahnya menjadi pertanyaan how might we? (HMW). untuk mempermudah menemukan solusi dari permasalahan pengguna.

Pict HMW

Tahap 3— Ideate

Bermodal pengetahuan keluhan pengguna dan problem statement yang jelas, kami mencoba memberikan solusi-solusi yang dapat menyelesaikan masalah yang pengguna rasakan.

Pict Solution idea

Setelah kami menemukan solusi terkait permasalahan pengguna, kami mencoba untuk mengelompokkan data dengan jenis solusi menggunakan affinity diagram.

affinity diagram picture

Setelah data solusi dikelompokkan menurut jenisnya, kami mencoba untuk menentukan prioritas pengerjaan project.

Prioritization Idea picture

Tahap 4 — Prototyping

Setelah beberapa tahap yang telah kami lakukan, kami mulai mencoba membuat Userflow, Wireframe, Design System, UI Design, dan Prototype dari solusi yang telah kami dapatkan.

Prototyping yang telah kami buat :

link prototype

Tahap 5 — Testing

Setelah keselurahan proses yang telah kami kerjakan, kami mulai melakukan tahapan testing menggunakan metode indepth-interview. Kami mengundang dua orang partisipan untuk melakukan testing guna mendapatkan product review yang sesuai, sehingga kami dapat memaksimalkan kembali apa yang telah kami kerjakan dari feedback partispan.

Kriteria partisipan:

  • Berusia 18–55 tahun
  • Pekerjaan sebagai karyawan/karyawati pada bidang teknologi
  • Berdomisili di seluruh wilayah Indonesia
  • Sudah pernah mengikuti layanan mentoring dalam bentuk apapun

Kesimpulan hasil testing dan feedback partisipan :

  • Partisipan kesulitan menemukan mentor yang sesuai
  • Partisipan merasa bingung pada saat melakukan penjadwalan mentoring
  • Partispan menyatakan keseluruhan design yang kami buat terlihat menarik dan menyegarkan
  • Partisipan menyatakan alur aplikasi lumayan mudah. namun, di beberapa halaman masih ada hal yang terlihat ambigu

Setelah mengetahui hasil dari proses testing. Kami mencoba untuk merevisi untuk memecahkan masalah diatas, seperti menyesuaikan data filter untuk mencari mentor serta memperbaiki halaman-halaman yang dirasa oleh partisipan masih membingungkan.

Kesimpulan

Setelah melihat hasil dari project ini, walaupun partisipan menyatakan keseluruhan design yang kami buat terlihat menarik dan menyegarkan serta alur aplikasi yang lumayan mudah. Saya menyadari bahwa project ini sangat jauh dari kata sempurna, perlu banyak hal yang perlu saya dan tim perbaiki untuk menghasilkan produk yang baik.

Saya menyadari tulisan yang saya buat masih banyak kesalahan dan dengan segala keterbatasan yang ada, saya mohon maaf. Semoga tulisan ini bermanfat untuk kita semua. Terimakasih sudah membaca UX Case Study saya, sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.

--

--